Khutbah Nikah

Posted on 08:45
Khutbah Nikah
Alhamdulillah  berkat kurnia dan limpahan rahmatNya lah di pagi hari yang penuh berkah ini
Minggu Pon 26  Rojab 1430 H , bertepatan dengan tgl, 19 Juli 2009,
 kita dapat berkumpul pada acara akad nikah
Riva Arisandi …….. dengan ……Fauziah Hapriyani…….
Semoga pertemuan ini akan mendapat rahmat dari padaNya ,… amiin Yaa Robbal  alamiin
Baiklah untuk selanjutnya saya akan menyampaikan khutbah nikah

Bismillahirrochmanirrochim ... Assalamu�alaikum wr wb
 

Ananda berdua, Alloh Swt telah menentukan mentakdirkan kalian pada hari ini Minggu pon 26 Rojab 1430 H (19 Juli 2009) menikah dengan pasangan yang telah dipertemukan olehNya Beberapa saat lagi  kalian berdua akan resmi melaksanakan aqad nikah, perjanjian yang menyebabkan kalian berdua mempunyai status baru, sebagai pasangan suami istri secara sah menurut ketentuan agama. Dan diakui serta dicatat sehingga mempunyai kekuatan hokum oleh pemerintah sesuai dengan UU perkawinan no. 1 th 1974,
 
 Ada beberapa hal yang perlu Ananda berdua selalu ingat mengenai status baru itu:
 
1)      Pernikahan adalah ibadah,..>> ia tidak sekedar sebuah upacara untuk mengumumkan kepada publik mengenai status baru kalian. Oleh karena itu menjadi penting sekali bahwa sejak dari niatnya Ananda berdua harus selalu meletakkan peristiwa ini sebagai wujud pelaksanaan ketaatan kalian kepada Allah SWT dan RasulNya. Jadi di dalam pernikahan ini ada sebuah amanah, langsung dari Allah dan RasulNya. Tekadkanlah dalam hati Ananda berdua, sejak dari awalnya, untuk menjaga amanah ini hingga  akhir hayatmu nanti .. Ini menjadi amat penting dalam proses kehidupan Ananda berdua selanjutnya. Karena dengan menempatkan niat dan tekad itu, semoga kiranya Allah SWT selalu berkenan hadir dalam kehidupan Ananda selanjutnya, baik dikala gembira maupun disaat duka.
 
2)      Pernikahan adalah Kasih sayang… >> Al-Qur’an mengajarkan kepada kita semua bahwa melalui pernikahan seharusnyalah terwujud suasana kasih sayang, sebuah kebahagiaan, sebuah oase surgawi di dunia. Keluarga adalah sebuah wahana untuk mewujudkan kebahagiaan bukan yang lain atau sebaliknya. Berkeluarga adalah sebuah komitmen untuk mewujudkan kebahagiaan. Sungguh tidak mudah mendefinisikan kebahagiaan namun jelas bahwa ia berlawanan dengan kekecewaan, kesedihan, kegelisahan, kelesuan, kegaluan dan sejenisnya
 Oleh karena ada 3 indikasi, dalam kontek hadirnya kebahagiaan dalam hidup seseorang yaitu
 
 Ciri Pertama,…>> terhadap masa lalunya ia tidak pernah menyesali atau kecewa berkepanjangan; masa lalu selalu disikapi dengan istighfar dan syukur. Permohonan ampun didasari atas kelemahan manusiawi diiringi dengan keyakinan bahwa Tuhan Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang; rasa syukur yang dilandasi atas kesadaran kuat bahwa betapapun beratnya cobaan & kesulitan, nikmat Tuhan selalu lebih banyak dibanding itu semua.
Ciri Kedua,..>>  terhadap tantangan yang dihadapi saat ini selalu disikapi dengan antusiasme atau semangat pantang menyerah karena keyakinan bahwa terhadap setiap sebuah kesulitan selalu tersedia sekurang-kurangnya dua buah kemudahan. Cukuplah kesabaran dan ketekunan dalam usaha yang disertai dengan do’a dari kerendahan hati seorang hamba sebagai bekal, yang dalam bahasa Al-Qur’an: jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Ciri Ketiga  … >>dari hadirnya kebahagiaan adalah bahwa terhadap ketidakpastian masa depan selalu disikapinya dengan optimisme. Jadikanlah kebahagiaan sebagai visi abadi Ananda berdua dalam membangun kehidupan keluarga.
 
3)      Penikahan adalah Kebahagiaan. ..>> Ananda berdua, kebahagiaan adalah nuansa atau karakteristik surgawi dan oleh karenanya kepemilikannya oleh manusia amat tidak disukai oleh Iblis. Sebagai musuh abadi manusia, Iblis sang pewaris neraka akan terus merongrong kebahagiaan yang menjadi milik manusia, anak keturunan Adam, para calon pewaris surga. Dalam hal kehidupan berkeluarga, salah satu benteng terkuat untuk menjaga kebahagiaan dari rongrongan itu adalah kemaafan. Bukalah pintu kemaafan selebar-lebarnya dan selama-lamanya karena ia akan mencegah masuknya kemarahan, awal dari intervensi Iblis dalam menghancurkan kebahagiaan anak-anak Adam.
Ini penting untuk selalu diingat karena kalian mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang unik, lengkap dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing yang melalui pernikahan ini hendak dipersatukan dalam sebuah rumah tangga. Konsekuensinya adalah bahwa kesalahpahaman adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu membuka pintu kemaafan adalah salah satu resep abadi dan ampuh dalam membangun rumah tangga bahagia. Lebih dari itu, kemaafan adalah jalan menuju taqwa: wa ‘anta’fu aqrobu littaqwa, dan kemaafan itu lebih dekat kepada taqwa.
 
4)      Pernukahan adalah Rahmah ..>> Secara garis besar, berdasarkan fitrah manusia, agama mengatur tanggung jawab, peran dan fungsi kalian masing-masing dalam kehidupan berkeluarga. Sempurnakanlah dan tunaikanlah hal tersebut dalam perjalanan kalian membangun rumah tangga yang semoga dengan demikian akan dirahmati dan diberkahi oleh Allah SWT. Menurut ketentuan agama, tanggung jawab sebagai kepala keluarga berada dipundak suami dengan tanggung jawab terbesar dan terberat adalah menjaga agar bahtera keluarga selalu berjalan menuju visi abadi: kebahagiaan dunia akherat dan terhindar dari siksa neraka abadi.
Teladan mulia bagi istri tentunya adalah Ibunda Khadijatul Kubra, yang selalu memberikan keteduhan, kelembutan, dan juga dorongan yang tiada henti kepada suami untuk tetap istiqomah sehingga betapapun beratnya tantangan dalam rangka menuju visi abadi itu selalu dapat diatasi dengan baik dan penuh tanggung jawab. Ingatlah selalu oleh kalian berdua bahwa salah satu fungsi pasangan suami istri menurut Al-Qur’an [2:187] adalah seperti pakaian (hunna libaasullakum wa antum libaasullahun)..>>: mereka dalah pakaian bagimu dan kamupun adalah pakaian bagi mereka).
Fungsi pakaian selain untuk keindahan adalah juga untuk menutupi aurat, maka suami istri harus saling menutupi kelemahan pasangannya. Seandainya kalian melihat kelemahan pada pasangan kalian maka berdoalah agar dibalik kelemahan itu terdapat kebaikan yang tidak terduga. Ingatlah firman Allah SWT [4:19]: Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
 
5) Tingkatkanlah bakti kalian kepada ayah-bunda, yang telah dengan penuh kasih sayang dan kesabaran mengantar kalian hingga ke jenjang untuk memulai hidup baru, membangun rumah tangga sendiri. Perlu kalian ingat bahwa cinta dan kasih sayang beliau kepada kalian tidak akan pernah pudar walau kalian kini telah membangun rumah tangga sendiri.
Sebagai  penutup di akhir khutbah pesan kami  buat  kedua mempelai Pengantin baru  dan juga buat  para pengantin bari 
……………. “, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya, Allah memperbaiki bagimu adalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” (Al-Ahzaab:70-71).
……….. bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu meninggal dunia melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran:102).
 ciptakanlah keluarga yang se iya sekata sehingga terbentuklak keluarga yang sakinah, mawaddah , warrohmah seperti kata KN. Muhammad SAW , .. Baiti Jannati ..>> Rumahku  syurgaku,
 
Kemudian untuk saudara saudaraku lainya para jomblowan jomblowati bila kalian telah menemukan jodoh  Jangan tergiur  KECANTIKAN DAN KETAMPANANYA, Jangan terpengaruh karena HARTANYA, Jangan terpancing dari KETURUNANYA,  Tapi kalian boleh tertarik karena  AGAMA DAN KETAKWAANYA
Ananda …Riva Arisandi…… dan   Fauziah Hapriyani……..yang berbahagia.
Ibu dan bapakmu,  beserta  keluargamu  dan seluruh undangan yang hadir  disini akan mendo’akan  kalian berdua
“BAARAKALLAHU LAKUM WA BAARAKA’ALAIKUM
WAJAMA’ABAINAKUMAA FII KHOIR”
(mudah-mudahan Allah melimpahkan barakah kepada kamu dan menurunkan kebahagiaan atasmu, dan mempertemukan kamu berdua dalam kebaikan).(Shahih: Shahih Ibnu Majah no:1546, Ibnu Majah I:614 no:1905, dan lafadz ini milik Ibnu Majah, ‘Aunul Ma’bud VI:166 no:2116 dan Tirmidzi II:276 no:1097, namun menurut riwayat Abu Daud dan Tirmidzi menggunakan kata KA untuk orang dua tunggal).
Allohumma Allif Baina Riva Arisandi bin Muhdi Wa Fauziah Hapriyani Binti Abdul Haris Kama Allafta Baina Nabiyuka Adam wa Hawa wa Kama Allafta Baina Rosuulikal kariim Muhammad SAW wa Chodijah al Mukarromah
Kembangkanlah layar, BISMILLAHI MAJREHA WAMURSA INA ROBBI LA GHOFURURROHIIM.
Aqulu qauli haza wastaghfirulahl�azima li walakum walisairil muslimina walmuslimat, wal mu�minina wal mu�minat. Fastaghfiruhu, innahu hual ghafururrahim.
FATTAQULLAHA   MASTATO�TUM. BILLAHI   FII   SABILIL  HAQ
Wallohul  muwaffiq  Illa  aqwammitoriq
WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Khutbah Nikah

Posted on 08:10

Selasa, 08 Juni 2010

Oleh Hidayat Nurwahid

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Ruum 30:21)
"Nikah itu adalah sunahku, karena itu barang siapa yang membenci sunahku, ia bukan sebahagian golonganku" (Hadits)
“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di tengah umat yang lain.” (Hadits)
Yang digarisbawahi di sini adalah kata “membanggakan”.
Bahwa, bagaimana kita sebagai umat Rasulullah SAW, selalu dapat menghadirkan kondisi yang lebih baik, lebih manfaat bagi masyarakat.
Melalui pernikahan, kita membina keluarga baru yang lebih baik, melahirkan anak-anak yang lebih baik, yang tidak terkontaminasi oleh penyakit masyarakat saat ini. Bahkan sebaliknya, malah dapat menjadi bagian dari solusi problematika masyarakat.
Dengan berkeluarga, lahirlah generasi-generasi baru yang lebih baik, yang benar akidahnya, bagus ibadahnya, baik akhlaqnya, sehingga dapat dibanggakan, dibanggakan oleh siapapun juga, dibanggakan oleh keluarganya, dibanggakan oleh masyarakat, bahkan dibanggakan oleh Rasulullah SAW.
Itulah hakikat pesan Rasulullah SAW di atas.
Kemudian janganlah lupa, bahwa berkeluarga adalah kehidupan yang manusiawi.
Artinya, ketika telah menikah, ketika menjadi suami, atau menjadi istri, tidak serta-merta keduanya berubah menjadi malaikat. Mereka tetaplah manusia biasa, manusia dengan berbagai kekurangan, di samping kelebihan-kelebihannya. Kelebihannya untuk disyukuri, kekurangannya untuk disikapi dengan lapang dada.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan saling mengingatkan di antara pasangan suami istri, saling membantu, saling tolong-menolong untuk memperbaiki kekurangan masing-masing.
Teladanilah rumah tangga Rasulullah SAW.
Ketika Aisyah melihat anak-anak yang bermain boneka di depan rumahnya, maka timbul keinginannya untuk ikut bermain, Rasulullah tidak melarangnya. Betapa Rasulullah pun kadang berlomba lari dengan Aisyah, ada kalanya Rasulullah yang menang, ada kalanya Aisyah yang menang.
Demikianlah, membina keluarga Islami, keluarga sholeh, keluarga daiyah bukan berarti keluarga yang monoton serius. Di dalamnya tetap ada tawa, canda, walaupun tentu saja qiyamul lail, tilawah Quran dan ibadah-ibadah lain tidak pernah terlewatkan.
Sehingga keluarga daiyah tetap senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat, dan menjadi bukti ayat-ayat kauniyah.
Barakallaahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir. Amin.
:: Disarikan dari khutbah nikah yang disampaikan oleh Dr. Hidayat Nur Wahid dalam akad nikah putri pertama ust. Jalaludin asy-Syatibi. (dian)

rajakeretamini

Statistik Pengunjung