‘Amma ba’du.
Hanya Allah yang layak dipuji oleh segenap penduduk langit dan bumi. Tak ada penduduk bumi yang layak dipuji dengan pujian yang sempurna. Dialah Allah yang menegakkan langit tanpa tiang, yang menghamparkan bumi dengan gunung-gunung sebagai pasaknya, yang memberi kepada para makhluk-Nya tanpa menghitung-hitung, yang telah mengirimkan ke¬kasihnya Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa ‘alaa `aalihi wa sallam sebagai karunia besar bagi ummat manusia untuk menyempurnakan akhlak.
Demi Allah, aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Katakanlah, jika engkau mencintai tuhanmu, maka cintailah Muhammad shalla-Llahu ‘alaihi wa ‘alaa `aalihi wa sallam dengan mendengarkan kata-katanya dan mengikuti jejak perilakunya.
Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran, 3: 31).
Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah jalan Nabi. Begitu pula jika kalian menginginkan pernikahan yang penuh barakah dan karenanya bahagia pasti akan datang maka ikutilah petunjuk Nabimu. Sesungguhnya dalam barakah ada kebaikan dan kebahagiaan yang bertambah-tambah. Sementara dalam kebahagiaan belum tentu ada barakah. Jika bahagia itu datang dari cara kita memandang, atau dari uang yang mengalir datang, sementara barakah terlepas darinya, maka kebahagiaan itu pasti akan menyusut dan hilang seiring dengan bertam-bahnya umur.
Di antara sebab mengalirnya barakah adalah niat. Inilah yang menentukan nilai dari berhim-punnya kita di pagi ini. Sabda Rasulullah:
“Sesungguhnya ‘amal perbuatan itu bergantung pada niatnya. Sesungguhnya setiap orang itu mendapat sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka pahala hijrahnya adalah pahala hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah karena ingin mendapat dunia atau karena wanita yang akan ia nikahi, maka ia hanya akan mendapatkan apa yang dituju.” (HR. Bukhari & Muslim).
Pernikahan ini pun demikian. Dimana titik perhentian dari akad nikah pagi ini, penentu awalnya adalah niat. Bagaimana keduanya, suami dan istri, menjalani, merasakan, menghayati dan memaknai pernikahan ini, juga sangat ditentukan oleh niat. Ada pernikahan yang terus mengalirkan barakah dan rasa bahagia, meskipun kematian telah merenggut kita dan kiamat telah meremukkan bumi. Lalu para malaikat menyambut keduanya di surga dengan ucapan, ”Salaamun ’alaikum bimaa shabartum. Salam sejahtera tercurah bagimu bersebab kesabaranmu.” (QS. Ar-Ra’d, 13: 24).
Maka, sebelum melangkah lebih jauh, aku ingatkan kepada saudaraku Lukman Hakim & NurAini, periksalah niatmu. Sebab pada niat ada kemuliaan. Nilai ijab-qabul pagi ini, pertama kali ditentukan oleh niat masing-masing. Jika niat sudah salah, maka hari-hari berikutnya adalah duka. Sesudah usai bulan madu, yang tersisa adalah bulan-bulan empedu.
Karenanya, aku peringatkan kepada kalian, jika saat ini masih ada niat yang kurang pas, luruskanlah. Semoga Allah melimpahkan rahmat, pertolongan dan kasih-sayang bagi kedua mempelai, keluarga dan kita semua yang hadir di sini.
Sesudahnya, jagalah ucapan kalian. Tegakkan kejujuran dalam hidup kalian dan berbicaralah dengan perkataan yang benar. Jika perkataan yang benar itu kalian tegakkan di atas takwa, maka Allah Ta’ala akan baguskan kalian, amal-amal kalian. Dan jika kalian mengikuti Allah dan rasul-Nya, sungguh keberuntungan yang besar akan Allah Ta’ala limpahkan kepada kalian. Ini berarti, keduanya harus ada pada diri kalian; ketakwaan dan perkataan yang benar. Dan sesungguhnya dua perkara inilah bekal terpenting bagi kalian kelak untuk mendidik anak agar menjadi generasi yang kuat, sekiranya Allah Ta’ala mengaruniakan keturunan kepada kalian.
Selebihnya, sampaikanlah perkataan yang benar itu dengan komunikasi empatik di antara kalian berdua. Hendaknya kalian saling memanggil dengan penuh kasih-sayang. Dan khususnya kepada adikku Luqman Hakim, janganlah terhalang lidahmu untuk memuji dan memberi pengakuan kepada istrimu kelak hanya karena tingginya hati.
Demikianlah, telah aku sampaikan ini kepada kalian. Dan hendaknya kalian tak berhenti membekali diri dengan ’ilmu karena setiap perkara ada ’ilmunya.
Semoga Allah “Azza wa Jalla jadikan kedua mempelai sebagai keluarga yang penuh barakah. Di dalamnya ada kebaikan yang bertambah-tambah. Tidaklah lahir dari pernikahan mereka, kecuali anak-anak yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.
Kepada semua yang hadir, tidak ada do’a yang lebih baik kecuali do’a barakah. Bukan do’a bahagia. Tanpa kita do’akan pun mereka sudah sangat bahagia dengan pernikahan ini. Dalam do’a bahagia, tidak dengan sendirinya terkandung barakah. Tetapi dalam do’a barakah, dengan sendirinya kita memohonkan kebahagiaan di dunia hingga akhirat bagi mereka.
Semoga yang hadir dan para malaikat mengaminkan do’a ini.
Ihdinash-shiraathal mustaqiim. Astaghfirullahal ‘adziim. Billahit tawfiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
*Bandung 20 Juni 2010
Mohammad Fauzil Adhim
0 Response to "Khutbah Nikah Lukman Hakim & Nur Ain"
Post a Comment